Homepage/ Home Maknai Paskah, Pewarna Sulut Salurkan Bantuan di Panti Asuhan dan Disabilitas. April 10, 2021 April 19, 2021 oleh Ferry Tumimomor. Soraklah Haleluya,”_ kegiatan berlangsung di dua tempat, yaitu Panti Sosial Disabilitas Netra GMIM _’Bartemeus’_ Malayang Manado dan Panti Asuhan _’Bakti Mulia’_ Karombasan.Pada hari Sabtu, 29 Juni yang lalu, sekitar 50 anggota Persekutuan Doa Pagi PDP dan beberapa simpatisan berangkat ke Bekasi dengan sejumlah mobil pribadi dan satu mobil gereja untuk berkunjung ke Panti Rehabilitasi Disabilitas Mental “GERASA” Gerakan Asih Abadi Indonesia, yang untuk sementara bertempat di sebuah ruko di belakang kompleks pertokoan Ramayana. Kami tiba pada pk. dan disambut oleh Pdt. Lukas Sagotra, dan istrinya, Ibu Ferra Menajang. Mereka membawa kami ke lantai dua, yang merupakan ruang kebaktian GBI, di mana 30 perempuan penghuni panti sudah menunggu dengan tenang. Meskipun Pdt. Lukas adalah pendeta GBI, namun yayasan yang didirikannya bersama beberapa kawannya pada tanggal 1 Juli 2011 merupakan yayasan Kristen yang bersifat interdenominasi, dengan pelayanan di bidang marturia, koinonia, dan diakonia bagi orang-orang yang terabaikan. Setelah doa pembukaan dan acara perkenalan, para anggota PDP membaur dengan para penghuni panti untuk membentuk kelompok-kelompok 5-6 orang. Dalam kelompok-kelompok kecil ini, kami berbincang-bincang dengan mereka dan mendoakan mereka secara pribadi. Semua dapat berbicara dengan baik dan memperkenalkan diri mereka. Nama-nama mereka pun bagus Lina, Yana, Mona, Agnes, Yanti, Once… Mereka berasal dari berbagai etnis, seperti Jawa, Betawi, Ambon, Batak, dan Tionghoa. Sebagian besar mengalami kekerasan dalam rumah tangga KDRT dan dibuang oleh keluarga. Ada yang dulunya berprofesi sebagai wanita penghibur PSK, germo, dan ada juga yang mengalami patah hati karena dijual oleh orangtuanya sebagai pembayar utang dan kemudian ditinggalkan oleh suaminya yang membawa pergi anaknya. Beberapa orang datang ke panti dalam keadaan mengandung besar, dan melahirkan di tempat itu. Mereka merupakan korban pemerkosaan dari orang-orang yang memanfaatkan ketidakberdayaan mereka ketika masih hilang ingatan. Sebagian dari mereka masih muda, sekitar 25-35 tahun, tetapi sudah beberapa kali melahirkan tanpa pernah bertemu kembali dengan anak-anak mereka, yang mungkin sudah diadopsi orang atau diambil oleh panti asuhan. Untuk mencegah hal tersebut, yayasan bertekad untuk tetap memelihara ketiga anak mungil yang dilahirkan di sana sampai mereka dewasa. Dengan demikian mereka akan dididik secara kristiani dan kelak belajar di Sekolah Alkitab. Kami kagum melihat semua penghuni Panti dalam keadaan bersih dan terawat. Rambut mereka semuanya pendek, karena habis dicukur gundul begitu memasuki kehidupan Panti. Begitu datang dari tempat-tempat “lampu merah” dan bahkan ada yang dari kompleks pekuburan, mereka dimandikan, diajari kebersihan dan dikembalikan ingatannya lagi. Sungguh suatu pelayanan yang sangat tidak mudah, penuh pengorbanan, kesabaran dan ketekunan, untuk memanusiakan mereka kembali. Pdt. Lukas bercerita bahwa ketika ia melihat kondisi mereka yang begitu mengenaskan, ia berdoa kepada Tuhan agar mereka tidak terus-menerus dalam keadaan hilang ingatan. Dalam doanya, ia minta waktu selambat-lambatnya 1 bulan untuk memulihkan ingatan mereka, dan Tuhan mengabulkannya. Mereka juga diperiksa kesehatannya dengan lengkap begitu mereka sudah dapat diajak berbicara. Karena berada di tempat-tempat kumuh, mereka rentan sekali terjangkit penyakit TBC, HIV, atau hepatitis. Sungguh pelayanan yang luar biasa dari Pdt. Lukas dan keluarganya, karena mereka berisiko besar tertular oleh penyakit-penyakit ini. Namun Tuhan memelihara mereka, dan para penghuni Panti juga sudah sehat saat ini. Kami juga kagum mendengar beberapa di antara mereka hafal ayat-ayat Alkitab, dan ada juga yang senang menyanyi. Mereka juga bisa ikut diajak bekerja sama mengikuti permainan menggulingkan bola golf ke dalam tabung bambu, meskipun beberapa orang masih tampak pasif dan tidak ekspresif. Rasanya masih panjang perjalanan mereka untuk menemukan keceriaan mereka kembali dan melupakan masa lalu mereka yang kelam. Namun satu hal yang sungguh membuat kami terharu, yaitu mereka semua sudah dijamah oleh Tuhan. Ada harapan masa depan bagi mereka, meskipun mereka tidak dapat kembali ke keluarga masing-masing. Mereka masih bisa diajari dan menghasilkan hal-hal yang berguna. Sebagian dari kami sempat menerima buah tangan hasil karya mereka, seperti keset, lap dan pegangan kompor yang dibuat dari anyaman kaos. Mereka juga sudah bisa memasak dan mencuci pakaian mereka sendiri. Dalam penjelasannya, Pdt. Lukas mengatakan bahwa dasar dari pendirian yayasan ini adalah firman Tuhan dari Matius 2534-43, “… Ketika Aku lapar, haus, tidak punya tumpangan, sakit, dalam penjara dan hina, sampai pada kondisi telanjang”, siapakah yang mau menolong? Dan Dia juga berfirman, “Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” Faktor kemiskinan, mahalnya biaya pengobatan, rasa malu, jijik dan repot memiliki anggota keluarga yang menderita disabilitas mental, sering menjadi alasan keluarga untuk melepaskan darah daging mereka berkeliaran, terlantar, bahkan ada yang telanjang di jalan. Mereka bertahan hidup hanya dengan mengais sampah dan hidup jauh dari kesan layak. Anak yatim piatu, gelandangan, pengemis, lanjut usia, masih banyak dipedulikan orang karena mereka masih dapat diajak berinteraksi, namun para penderita disabilitas mental, yang melakukan segalanya di luar kesadaran mereka dan tak kenal kompromi soal jorok, kotor, berpenyakit menular atau tidak, bahkan menjelang ajal, siapa mau peduli? Pengurus yayasan GERASA optimis bahwa dengan pimpinan kuasa Roh Kudus, mereka dapat menjangkau para penderita disabilitas mental ini, sesuai dengan kerinduan dan kemurahan Allah bahwa “manusia diciptakan segambar dengan Dia”, sehingga dapat menerima hidup dalam kasih Bapa. Ibu Rijanti Karim, salah seorang anggota PDP, mengatakan bahwa itulah tindakan nyata yang secara gamblang dilakukan oleh Pdt. Lukas. Ia membuktikan adanya “kekuatan kasih” yang diajarkan kepada kita sebagai umat kristiani, sesuai dengan firman Tuhan yang sering kita baca, tapi belum tentu sepenuhnya kita “nyatakan dalam perbuatan”, meskipun kita sudah sangat mengerti maksud Tuhan. Mengapa demikian? Karena melakukan itu “tidak mudah”, namun bukan berarti “tidak bisa”. Kini yayasan ini sudah membeli sebidang tanah di daerah Kemang Pratama, Bekasi, namun masih belum mendirikannya. Apabila ada di antara pembaca yang tergerak untuk membantu, silakan menghubungi Pengurus Panti di no. telp. 021 881-20-08, faks. 021 881-54-57, HP. 0812-808-803-55. Kami pulang ke Jakarta sekitar pk. dengan membawa kesan yang sangat dalam. Ada sisi lain kehidupan ini yang sangat memerlukan uluran tangan kita. Maukah kita berbagi kasih dengan mereka?
Yenimenambahkan, selain pasal 25 sebenarnya ada beberapa pasal yang juga menjadi perhatian, termasuk tidak dimasukkannya perkosaan pada RUU ini, Selain itu, kata Yeni, pencegahan, penghentian, dan penyelesaian kasus kekerasan seksual di panti-panti disabilitas maupun panti asuhan lain yang bersifat tertutup, belum diatur secara khusus.Kami memberikan sebanyak 38 paket sembakoJakarta ANTARA - Polres Metro Jakarta Selatan memberikan bantuan ke panti asuhan anak berkebutuhan khusus disabilitas di Panti Asuhan Bhakti Luhur, Lebak Bulus, Cilandak. "Saya bersama Kapolsek Cilandak Kompol Wahid Key dan Polisi Wanita Polrestro Jaksel ke anak-anak berkebutuhan khusus di Panti Asuhan Bhakti Luhur dalam rangkaian ulang tahun ke-73 Polda Metro Jaya," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi di Jakarta, Rabu. Ary menuturkan pihaknya rutin melakukan kegiatan sosial dengan memberikan bantuan kepada warga yang membutuhkan. Dalam kesempatan ini, pihaknya memberikan bantuan berupa sembilan bahan pokok sembako agar warga bisa memanfaatkannya sebagai kebutuhan sehari-hari. Baca juga Pemkot Jaksel pastikan penyandang disabilitas mendapat pelatihan kerja Selain itu, pihaknya menyampaikan apresiasinya kepada para suster yang tulus merawat dan membantu anak-anak yang berkebutuhan khusus layaknya orangtua bagi mereka. "Kami memberikan sebanyak 38 paket sembako yang satuan paketnya terdiri dari beras lima kg, minyak satu liter, gula satu kilogram dan mie instan lima bungkus sebagai bantuan untuk adik-adik Panti Asuhan Bhakti Luhur," jelasnya. Harapan Ary dengan adanya bantuan ini anak-anak merasa diperhatikan dan terus ceria serta semangat menjalani masa depannya. Dalam video di Instagram pribadi Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi adeary_millcop_jakartaselatan, tampak dirinya begitu akrab bermain dan bercengkrama bersama anak-anak di panti asuhan. Baca juga Parekraf Jaksel fasilitasi musisi disabilitas hibur wisatawan Cirebon Tak lupa, pihak kepolisian dan panti asuhan mengikuti protokol kesehatan dengan memakai masker serta menjaga jarak. "Kalau ada permintaan bantuan bisa hubungi kami 24 jam dan mari sama-sama sebagai warga Jakarta Selatan ke panti asuhan untuk saling membantu," katanya kepada para pengurus panti asuhan. Ke depannya, Ary berharap pihak kepolisian terus mengayomi dan melindungi masyarakat salah satunya terus memberikan bantuan kepada warga yang membutuhkan. Baca juga Pemkot Jakbar jemput bola penyandang disabilitas yang ingin buat KTPPewarta Luthfia Miranda PutriEditor Edy Sujatmiko COPYRIGHT © ANTARA 2022
Berdasarkan Pasal 1 Peraturan Gubernur No. 20 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial, Panti Sosial adalah unit pelayanan yang melaksanakan rehabilitasi sosial bagi satu atau beberapa jenis sasaran untuk memulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar. Adapun Unit Pelaksana Teknis UPT Panti Sosial di lingkup Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta meliputi
NLB3d3n.